PENYUSUNAN PETA
AGROEKOLOGI ZONE DI KABUPATEN MINAHASA
Inventor: Ir.Jantje J.Pongai, Arnold C.Turang, Hartin Kasim, Herlyna N.Salamba, Miftaful Hairdan dan Ben Kumontoi
Wilayah provinsi Sulawesi Utara telah
dipetakan melalui pendekatan ZAE skala 1:250.000 (IPPTP Kalasey, 2000), dari
peta ZAE skala tersebut dapat diketahui
secara umum wilayah mana yang berpotensi dikembangkan untuk pertanian tanaman
semusim (pangan, hortikultura) dan tanaman tahunan (perkebunan), serta wilayah
mana yang harus diperuntukkan atau dipertahankan sebagai hutan dan/atau kawasan
non budiaya .
Dalam perencanaan pengembangan wilayah analisis zone
agroekologi perlu dilakukan terlebih dahulu dengan melaksanakan
survai/penelitian sumberdaya lahan untuk mengetahui satuan-satuan lahan (land unit) yang untuk skala 1:50.000,
berdasarkan facet lahan (land facet). Kegiatan selanjutnya adalah survai untuk
mengumpulkan data agronomi, sosial ekonomi, dan kultur atau budaya masyarakat
setempat.
Luas kabupaten Minahasa adalah 1.667 km2
(BPS, 2012). Sedangkan luas daerah yang dipetakan menurut hasil pengukuran GIS
pada peta skala 1:50.000 seluas 129.941 ha. Kondisi topografi datar sampai
bergunung sehingga rawan erosi. Satuan landform
di daerah penelitian terdiri atas grup Aluvial, Marin, dan Volkanik, serta
Aneka Bentuk.
Bahan induk tanah dibedakan berdasar
lingkungan pengendapannya menjadi: (1) Endapan aluvium sungai, (2) Endapan
lakustrin/danau, (3) Endapan koluvium, (4) Endapan marin (pasir atau
lumpur/liat), (5) Abu/tuf volkan andesit, andesit-basalt, dasit-andesit, (7)
Aliran lahar, dan (8) Aliran lava bersifat andesitik-basaltik.
Hasil
dari penelitian ini diketahui bahwa jenis tanah di Kabupaten Minahasa dan
Tomohon adalah Entisol, Inceptisol, Andisol dan Alfisol.

Gambar 1. Peta satuan tanah kabupaten Minahasa
Hasil
penilaian kesesuaian lahan untuk kelompok-kelompok tanaman dapat dilihat pada Tabel 1.
- Tanaman pangan lahan basah: Kesesuaian lahan untuk padi sawah yang tergolong cukup sesuai (S) seluas 22.883 ha (17,61%), sesuai marjinal seluas 32.378 ha (24,92%) dan sisanya tidak sesuai (N) seluas 66.943 ha (51,52%).
- Kelompok tanaman serealia lahan kering: Kesesuaian lahan untuk kelompok tanaman serealia/biji-bijian (padi gogo, jagung), lahan yang tergolong cukup sesuai (S) seluas 31.975 ha (24,61%), sesuai marjinal seluas 79.874 ha (61,47%), dan tidak sesuai (N) seluas 10.354 ha (7,97%). Kendala pada lahan yang sesuai berupa ketersediaan hara, media perakaran agak kasar, dan kemiringan lereng agak curam/bahaya erosi.
- Kelompok tanaman kacang-kacangan: Kesesuaian lahan untuk kelompok kacang-kacangan (kedelai, kacang tanah), lahan yang tergolong cukup sesuai (S2) seluas 31.975 ha (24,61%), sesuai marjinal (S3) seluas 79.875 ha (61,47%), dan tidak sesuai (N) seluas 10.354 ha (7,97%) (Tabel 21). Kelompok tanaman tersebut dapat dikembangkan pada lahan kering atau lahan sawah dengan mengatur tata air/saluran drainase dan guludan. Kendala pada lahan yang sesuai berupa ketersediaan hara, media perakaran, dan keminngan lereng agak curam/bahaya erosi.
Tabel 1. Arahan pewilayahan untuk pengembangan pertanian di kabupaten
Minahasa
Zona/Subzona
|
Sistem Pertanian/Alternatif Komoditas
Pertanian
|
L u a s
|
|
Ha
|
%
|
||
Pertanian Lahan Basah
|
|||
IV/Wr
|
Padi sawah
|
6,690
|
5.15
|
Pertanian Lahan Kering, tanaman
tahunan dan sayuran
|
|||
IV/De
|
Kelapa
|
547
|
0.42
|
IV/Dfh-1
|
Padi gogo, Jagung, kedelai, kacang tanah; cabe, terong
|
8,728
|
6.72
|
IV/Dfh-2
|
Jagung; kentang, wortel, kubis, buncis, bunga kol, labu siam
|
7,319
|
5.63
|
Pertanian Lahan Kering, tanaman
tahunan dan buah-buahan
|
|||
III/Dfeh-1
|
Padi gogo, Jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, cabe, terong,
kelapa, pala
|
22,100
|
17.01
|
III/Dfeh-2
|
Jagung, kentang, wortel, kubis, bawang daun, cengkeh
|
9,875
|
7.60
|
Tanaman tahunan , buah-buahan
|
|||
II/Deh-1
|
Kelapa, pala, nangka
|
39,210
|
30.18
|
II/Deh-2
|
Cengkeh, kopi, apokat
|
17,927
|
13.80
|
Hutan Lahan Kering
|
|||
I/Dj
|
Vegetasi alami
|
9,807
|
7.55
|
Aneka Bentuk
|
|||
X1 & X2
|
Tubuh air & Pemukiman
|
7,737
|
5.95
|
J U M L A H
|
129,941
|
100.00
|
____. Lain-lain
Lain-lain (miscellaneous) merupakan wilayah
pemukiman, badan air (sungai, rawa, danau), terumbu
karang, dan kawah gunung-api.
4. Kelompok tanaman sayuran dataran rendah: Kesesuaian
lahan untuk kelompok hortikultura sayuran dataran rendah (cabai, paprika, petsai, sawi, kacang panjang,
mentimun, terong, bayam, dan tomat), lahan
yang tergolong sesuai marjinal (S3) seluas 112.397 ha (86,50%), dan tidak sesuai (N)seluas 9.807 ha (7,55%) (Tabel 22). Kendala biofisik pada lahan yang sesuai marjinal berupa temperatur rendah, drainase terhambat, ketersediaan hara, dan media
perakaran. Sedang kendala fisik pada lahan yang tidak sesuai adalah
kemiringan/bahaya erosi.
5. Kelompok tanaman sayuran dataran tinggi: Kesesuaian
lahan untuk kelompok hortikultura sayuran dataran tinggi (kubis, kentang, wortel, bawang daun, buncis, labu siam, bunga kol, dll.), lahan yang tergolong sesuai marjinal (S3) seluas 111.850 ha (84,31%), dan tidak sesuai (N) seluas 10.354 ha (7,97%) (Tabel 23). Hortikultura sayuran dataran tinggi dapat
dikembangkan pada lahan kering maupun lahan basah dengan perbaikan tata air,
seperti pembuatan saluran drainase atau guludan. Kendala biofisik pada lahan
yang sesuai tersebut berupa media perakaran, drainase agak terhambat, dan kemiringan lereng/bahaya erosi.
6. Kelompok tanaman hortikultura bunga-bungaan
potong: Kesesuaian
lahan untuk kelompok hortikultura bunga-bungaan (krisan, gerbera, mawar, gladiol, aster,cruchleli, dll.), lahan yang tergolong cukup sesuai
(S2) seluas 11.842 ha (9,11%), yang tergolong sesuai marjinal (S3) seluas 100.554 ha (77,38%), dan tidak sesuai (N) seluas 9.807 ha (7,55%). Hortikultura bunga-bungaan
potong dapat dikembangkan pada lahan kering
maupun lahan basah dengan perbaikan tata air, seperti pembuatan saluran
drainase atau guludan. Kendala biofisik pada lahan yang sesuai tersebut berupa media
perakaran, drainase agak terhambat, dan kemiringan lereng/bahaya erosi.
7. Kelompok tanaman tahunan/perkebunan dataran rendah: Kesesuaian lahan untuk tanaman tahunan/ perkebunan dataran tinggi, termasuk buah-buahan dataran tinggi, seperti
cengkeh, kopi arabika, lahan yang tergolong cukup sesuai (S2) seluas 14.244 ha (10,96%), sesuai marjinal seluas 98.153 ha (75,54%), dan tidak sesuai (N) seluas
9.807 ha (7,55%). Kendala biofisik lahan yang sesuai tersebut berupa kemiringan lereng 15 -
40% atau bahaya erosi, yang dapat diatasi dengan pembuatan teras-teras atau penanaman tanaman penutup/penguat.
8. Kelompok tanaman tahunan/perkebunan dataran tinggi: Kesesuaian
lahan untuk tanaman tahunan/ perkebunan dataran tinggi, termasuk
buah-buahan dataran tinggi, seperti cengkeh, kopi arabika, teh, alpokat, lengkeng, jeruk, lahan yang tergolong cukup sesuai (S2) seluas 14.244 ha (10,96%), sesuai marjinal seluas 98.153 ha (75,54%), dan tidak sesuai (N) seluas 9.807 ha (7,55%). Kendala biofisik lahan yang sesuai tersebut berupa
kemiringan lereng 15-40% atau bahaya erosi, yang dapat diatasi dengan pembuatan
teras-teras atau penanaman tanaman penutup/penguat.(*art).
Komentar
Posting Komentar