Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

BPTP Sulut Menerima Magang Dari Program IFAD

Berita Oleh Administrator    Kamis, 04 Desember 2014 06:58 Tomohon---Spectrum Multi Channel Disemination (SDMC) yang digemakan oleh Badan Litbang Pertanian, sangat efektif dalam penderasan hasil-hasil inovasi dari para pengkaji di BPTP. Satu spectrum yang ter conneksi dapat mendatangkan sekian banyak sumber spectrum baru yang dapat menjadi sarana penderasan diseminasi inovasi spesifik lokasi hasil di Sulawesi Utara. Spectrum baru yang menjadi sarana diseminasi hadir di Sulawesi Utara pada Minggu, 30 Nopember 2014. Teman-teman pelaku utama, pelaku usaha serta pendamping dari dinas dari Maluku berjumlah 40 orang hadir di kota Tomohon.  Kehadiran di kota Tomohon, menurut penuturan ketua tim, dimana mereka ingin melihat dari dekat keragaan tanaman hortikultura dan flori kultura di kota ini. Tim kerja dari BPTP yang dihubungi oleh panitia, menagkap kesempatan ini sebagai satu peluang untuk mendiseminasikan hasil karya para

Pasar Organik Keluarga ?, Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

Membangun Pasar Organik Keluarga, M-KRPL Jawabnya. Arnold C. Turang, Sudarti dan Louise A.Matindas Perkembangan dunia teknologi memacu kita untuk terus berkembang, bukan tidak mungkin bahwa 10-20 tahun lagi sistem manual dan konvensional sudah tergantikan oleh generasi digital. Dampak kemajuan teknologi yang begitu cepat berkembang akan berpengaruh terhadap industri manufacture. Tidak demikian dengan teknologi pertanian, pertanian konvensional dengan muatan teknologi moderen menjadi mutualis yang harmonis. Dalam era modernisasi saat ini, dunia industri pertanian kewalahan mengikuti perkembangan industri permesinan, yang begitu cepat meninggalkan mesin-mesin konvensional, beralih pada sistem moderen. Kemajuan teknologi industri dengan beragam inovasinya, begitu banyak dampak negatif yang terjadi akibat penciptaan inovasinya. Dampak negatif dari kemajuan dunia industri yang tidak dapat makan dari hasilnya sendiri. Peluang baru teknologi pertanian konvensional yang dibahar

Penyuluh Sebagai Ujung Tombak Pembangunan Pertanian

Oleh: Arnold C. Turang,SP.  Predikat yang sangat mulia ketika kita menyandang gelar sebagai " Penyuluh ". Penyuluh secara harafia dari kata "suluh" yang bermakna sebagai seberkas cahaya yang menjadi harapan baru ditengah kegelapan. Sehingga mereka yang berada dikegelapan mendapatka sukacita baru dengan hadirnya "Suluh" sebagai sarana untuk saling melihat satu dan yang lain, mengetahui satu dengan yang lain dan berbagi berkat ketika "suluh" itu hadir di kegelapan. "Ujung tombak" : ombak suatu alat yang dilempar dengan kekuatan penuh, dengan bagian ujungnya besi yang sengaja di tajamkan. Bila mengenai sebuah sasaran pasti akan tertancap  bagus. Dalam benak kita mendengar kata ini, adalah tajamnya, bila itu mengenai kita. Bermaknakan penguasaan IPTEK bertalian dengan pembangunan pertanian yang akan dimasukan dalam kegelapan. Penyuluh Pertanian Sebagai Ujung Tombak Pembangunan, merupakan pertalian kata yang indah dan e

Panen, Justru petani Menjerit ?

Oleh: Arnold C. Turang,SP. Pengalaman Penulis saat di Pinogaluman Pengalaman petani ini bisa dimaklumi, sebab apa yang mereka ungkapkan adalah pengalaman mereka yang sudah cukup lama mereka alami dan sudah menjadi kebiasaan di desa mereka. Ketika penulis bertemu dengan kepala desa ternyata apa yang diungkapkan oleh 2 petani lain, saat ketemu dengan penulis benar, bukan sekedar ungkapan kekecewaan belaka. Ketika itu, penulis sedang mencari data untuk keperluan penyusunan peta kesesuaian lahan untuk daerah baru Bolaang Mongondouw Barat. Kami melakukan penelusuran di kecamatan Pinogaluman. Dimana daerah ini termasuk potensi untuk padi sawah karena sesuai dengan peta ZAE semi detil 1:50.000, termasuk pada landform group marin , punggung dan cekungan pasir subresen , dengan luas 329 ha tanah sawah aluvium marin . Jadi pantaslah jika petani berusahatani padi sawah dan pengusaha gilingan mencermati hal ini sebagai peluang bisnis yang harus digarap. Didaerah ini ter

Teknologi Budidaya Cabe Merah Spesifik Lokasi Kawasan Gunung Lokon

Inventor: Arnold Turang, Louis A. Matindas dan Jen Tatuh. Tanaman cabe merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Cabe Merah ( Capsicum annum L. ) merupakan sayuran dengan daya adaptasi yang baik pada dataran rendah maupun dataran tinggi. Kawasan Gunung Lokon yang berada pada ketinggian sekitar 650-750 mdpl menjadi daerah pengembangan usahatani hortikultura dan pernah menjadi lokasi klinik agribisnis primatani, memiliki potensi yang baik untuk usahatani Cabe Merah. Dengan teknologi eksisting, pendapatan petani hanya 1-2 ton/ha. Untuk memenuhi permintaan pasar dan menaikkan produktivitas, cara ini masih terlalu sederhana dan perlu pengungkit yaitu perbaikan teknologi. Perbaikan dilakukan dengan mengorganisir teknologi melalui klinik agribisnis, untuk menghasilkan produksi sebagai keuntungan ( Profit ), petani akan sukses. Teknologi Inovasi yang diintroduksikan pada Usahatani Cabe Merak di Kawasan gunung Lokan, meliputi: a). Pen

Pedoman Budidaya Krisan (Chrysanthemum morifolium)

Teknik Perbanyakan Tanaman Tanaman Krisan, dapat diperbanyak dengan: Menggunakan anakan tanaman (seperti pada Krisan Kulo dan Riri. Stek Pucuk atau stek batang. Melalui Kultur Jaringan Teknik perbanyakan disesuaikan dengan kondisi dan varietas serta tujuan produksi bunga. Kebun Induk Jarak tanam yang umum untuk tanaman Induk Krisan adalah 10 x 13 cm dan 13 x 13 cm. Pemupukan dengan pupuk cair 200 ppm N dan 200 ppm K serta berikan penambahan cahaya sekuat100 lux dengan lampu pijar atau TL yang diperlukan terus menerus selama 3-5 jam di tengah malam. Setelah bibit tumbuh tegak kira-kira umur 2 Minggu, lakukan pemangkasan (Pemotesan) pucuk, guna meransang pertumbuhan tunas, calon stek tanaman baru. Stek di kebun bibit harus diambil sesering mungkin agar tanaman induk tidak akan cepat rusak. Untuk tanaman Krisan Standar yang toleran hari netral seperti Riri dan Kulo, bibit yang berasal dari anakan sangat cocok untuk usahatani skala kebutuhan harian, karena bung

Mendekatkan Pelayanan Pada Masyarakat dengan Sarana Media Informasi Elektronik

Oleh:Arnold C. Turang Komintmen untuk mendukung keterbukaan informasi public ( Open Government Partnership ) meliputi: 1).Meningkatkan ketersediaan Informasi,2).Mendukung partisipasi public, 3).Meningkatkan akses informasi.  Keterbukaan informasi ini, memberikan kesempatan pada masyarakat untuk mengetahui informasi-informasi yang dibutuhkan masyarakat, Baik sebagai Pelaku Utama, Pelaku Usaha dan siapa saja pengguna informasi untuk tujuan kesejahteraan masyarakat dan akrab lingkungan. Keterbukaan Informasi Publik, merupakan suatu situasi dimana seluruh informasi yang berada di badan publik dapat diakses oleh warga, selain yang dikecualikan. Sebelum Undang-Undang No.14 Tahun 2008, informasi sangat tertutup. Hanya sedikit celah untuk informasi public yang dapat diakses. Informasi yang dikecualikan ketat, terbatas dan tidak mutlak serta proses yang telah diatur dalam UU. Cukup banyak permasalahan pelaku utama dan pelaku usaha dalam kegiatan bisnisnya. Permasalahan ter

Perbaikan Teknologi Pengolahan Gula Semut Dari Nira Aren

  Oleh:Arnold C.Turang dan GH.Joseph. Aren memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional, bahkan berpeluang ekspor jika diusahakan secara serius dan optimal.  Berbagai produk dapat dihasilkan antara lain gula merah cetak, gula semut, alcohol ,sagu, kolang kaling dan serat ijuk, namun hingga saat ini diversifikasi masih terbatas pada produk konvensional gula cetak. Salah satu upaya peningkatan nilai tambah produk yang bernilai ekonomi adalah pengolahan gula semut.  Secara teknis ketrampilan menyadap nira aren sudah dikuasai , namun cara pengawetan dalam rangka mempertahankan mutu nira dan teknik pengolahan gula semut belum dikuasai secara baik dan optimal.  Umumya penyadapan nira lebih banyak diarahkan pada dominasi pengolahan minuman local Captikus yang berhadar alkohol 30-40%. Nira yang akan diolah menjadi gula semut belum terfermentasi dengan derajat keasaman 6-7.  Introduksi teknologi dimaksudkan untuk memperbaiki cara pengolahan agar diperoleh produk gula s