Berita |
Oleh Administrator |
Kamis, 04 Desember 2014 06:58 |
Tomohon---Spectrum Multi Channel Disemination (SDMC) yang digemakan
oleh Badan Litbang Pertanian, sangat efektif dalam penderasan
hasil-hasil inovasi dari para pengkaji di BPTP.
Satu spectrum yang ter conneksi dapat mendatangkan sekian banyak
sumber spectrum baru yang dapat menjadi sarana penderasan diseminasi
inovasi spesifik lokasi hasil di Sulawesi Utara.
Spectrum baru yang menjadi sarana diseminasi hadir di Sulawesi Utara
pada Minggu, 30 Nopember 2014. Teman-teman pelaku utama, pelaku usaha
serta pendamping dari dinas dari Maluku berjumlah 40 orang hadir di kota
Tomohon.
Kehadiran di kota Tomohon, menurut penuturan ketua tim, dimana
mereka ingin melihat dari dekat keragaan tanaman hortikultura dan flori
kultura di kota ini.
Tim kerja dari BPTP yang dihubungi oleh panitia, menagkap kesempatan
ini sebagai satu peluang untuk mendiseminasikan hasil karya para
pengkaji di BPTP Sulut, yang sudah terimplementasi di lapangan.
Peserta berjumlah 40 orang mengawali kunjungan di lokasi kegiatan
pengembangan tanaman flori culture. Di Rumah lindung tanaman krisan
peserta mendapatkan penjelasan keragaman tanaman krisan yang sudah di
kembangkan oleh pak Marthen Pungus pada lahan 0.50 m2.
Di lokasi ini
telah dibangun 4 rumah lindung untuk pengembangan tanaman
Flori.Masing-masing rumah lindung menampung sekitar 20.000 tanaman untuk
kebutuhan Natal. Asumsi petani, dengan harga terendah Rp.2500-3000 per
stek, petani sudah ada keuntungan.
Menurut Marthen, untuk tanaman Krisan, sumber bbibit awal, melalui
BPTP Sulawesi Utara kita jalin kerjasama dengan Balihi untuk
mendatangkan bibit sebagai sumber mother Plan. Dari sumber inilah kami
kembangkan sebagai sumber bibit, memenuhi para floris di kota Tomohon.
Untuk pemasaran Krisan dan bunga-bunga yang lain yang kami produksi,
selain penuhi kebutuhan di daerah, juga sudah melakukan pengiriman
termasuk di Maluku, Papua dan daerah-daerah lain.
Kebutuhan bunga di
daerah sendiri, menurut Marthen masih kurang. Apalagi bila masuk pada
hari-hari: seperti Natal, Tahun Baru, Tahun Baru Cina dan
kegiatan-kegiatan hari Minggu di Gereja, sudah rutin mencari bunga hias.
Peserta, antusias melihat perkembangan dan proses produksi floris dan
pro aktif dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang menggugah hati
untuk mengembangkan nanti.
Tim kerja dari BPTP, selain memperkenalkan budidaya floris, sesuai
permintaan peserta, juga melihat dari dekat produksi tanaman
hortikultura di kaki gunung Lokon.
Di kaki gunung lokon, peserta melihat
dari dekat tanaman bunga kol, brocoli, tanaman cabe merah, batang bawang dan jenis-jenis lain yang tersebar dilahan petani. (*art)
|
Inventor: Arnold Turang, Louis A. Matindas dan Jen Tatuh. Tanaman cabe merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Cabe Merah ( Capsicum annum L. ) merupakan sayuran dengan daya adaptasi yang baik pada dataran rendah maupun dataran tinggi. Kawasan Gunung Lokon yang berada pada ketinggian sekitar 650-750 mdpl menjadi daerah pengembangan usahatani hortikultura dan pernah menjadi lokasi klinik agribisnis primatani, memiliki potensi yang baik untuk usahatani Cabe Merah. Dengan teknologi eksisting, pendapatan petani hanya 1-2 ton/ha. Untuk memenuhi permintaan pasar dan menaikkan produktivitas, cara ini masih terlalu sederhana dan perlu pengungkit yaitu perbaikan teknologi. Perbaikan dilakukan dengan mengorganisir teknologi melalui klinik agribisnis, untuk menghasilkan produksi sebagai keuntungan ( Profit ), petani akan sukses. Teknologi Inovasi yang diintroduksikan pada Usahatani Cabe Merak di Kawasan gunung Lokan, meliputi: a). Pen...
Komentar
Posting Komentar