Langsung ke konten utama

Penyuluh Sebagai Ujung Tombak Pembangunan Pertanian

Oleh: Arnold C. Turang,SP. 

Predikat yang sangat mulia ketika kita menyandang gelar sebagai "Penyuluh". Penyuluh secara harafia dari kata "suluh" yang bermakna sebagai seberkas cahaya yang menjadi harapan baru ditengah kegelapan. Sehingga mereka yang berada dikegelapan mendapatka sukacita baru dengan hadirnya "Suluh" sebagai sarana untuk saling melihat satu dan yang lain, mengetahui satu dengan yang lain dan berbagi berkat ketika "suluh" itu hadir di kegelapan.

"Ujung tombak": ombak suatu alat yang dilempar dengan kekuatan penuh, dengan bagian ujungnya besi yang sengaja di tajamkan. Bila mengenai sebuah sasaran pasti akan tertancap  bagus. Dalam benak kita mendengar kata ini, adalah tajamnya, bila itu mengenai kita. Bermaknakan penguasaan IPTEK bertalian dengan pembangunan pertanian yang akan dimasukan dalam kegelapan.

Penyuluh Pertanian Sebagai Ujung Tombak Pembangunan, merupakan pertalian kata yang indah dan enak didengar, namun ketika itu terimplementasi di lapangan, relatif sulit luar biasa untuk dilakukan, apalagi bila sudah sampai menyentuh dinamika perpolitikan, wow lebih rumit lagi. Namun itu merupakan dinamika yang mau tidak mau, harus dilalui oleh “Penyuluh Pertanian Sebagai Ujung Tombak Pembangunan Pertanian”.

Dunia manapun, masyarakat manapun dan orang apapun, mereka tetap membutuhkan Pembangunan Pertanian. Karena sehebat apapun teknologi industry berkembang meninggalkan teknologi pertanian, tapi “Dia” tidak seperti teknologi pertanian yang dapat makan dari hasil teknologinya.

Untuk itu Dinamika Penyuluhan Pertanian Sebagai Ujung Tombak Pengambunan Pertanian, harus di Iovasikan, agar benar menjadi rahmat bagi semua. Artinya kita yang menyandang gelar mulia sebagai ujung tombak pembangunan pertanian harus lebih inovatif mengadapi dinamika masa kini, yang sangat butuh peran agen-agen pembangunan pertanian untuk menguasai “dunia” menghasilkan produk-produk yang menjadi sarana hidup bagi penghuni Bumi.

Ujung Tombak, merupakan rangkaian kata yang kuat dengan makna yang bertalian erat dan tidak dapat dipisahkan dengan sumber daya yang akan menerbangkan tongkat itu sampai pada sasarannya.Ujung Tombak dimaknakan sebagai para penyuluh yang siap berinovasi, Gagang tombak dimaknakan sebgaia kebijakan yang telah dihasilkan dan siap dilaksanakan, dan orang yang akan mengayunkan tombak dimaknakan para pengambil kebijakan. Itu merupaka satu kesatuan yang utuh dan harus sinegis bertindak, untuk mencapai pembangunan pertanian.

Tombak yang terdiri dari gagang yang panjang dan memiliki ujung yang runcing, akan bermanfaat ketika dimiliki oleh orang yang kuat dan berjiwa pemburu.

Sinergisnya Daya-Gagang-dan Ujung Tombak, ketika dia diayunkan dan kena pada sasaran,niscaya dunia akan bergetar dengan hasil karya anak-anak bangsa Bangsa Indonesia. Kita memiliki kekayaan sumberdaya alam yang sangat luar biasa, namun belum menggetarkan dunia. Sumberdaya itu menanti tangan-tangan dingin anak bangsa untuk memberdayakannya, itu pada kita sebagai Penyuluh.

Namun hal utama harus kita bangun jati diri kita sebagai anak bangsa dan karakter kita bangkitkan. Karena dewasa ini relatif terjadi pengikisan jiwa patriotis anak bangsa sebagai penyuluh. Relatif mulai tergoyahkan dengan budaya malas dan suka tinggal ditempat duduk sambil menanti upeti sesama anak bangsa. 
 
Semoga saja tidak demikian, dan jangan ada dusta diantara kita, hanya suka menyandang gelar mulia, tapi tidak melayani dengan baik pada masyarakat tani, bahkan lebih buruk lagi mengembangkan sifat menjaja petani. Namun hal yang harus diingat saat ini, dengan menduduki jabatan dan menyandang pangkat yang tinggi, tampa menghasilkan output bagi masyarakat, masyarakat bisa menuntut kita. tapi semuanya..... “ Hanya Tuhan Yang Tau Semuanya…..” semoga saja tidak demikian.

arnoldturang.bptpsulut@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pedoman Budidaya Krisan (Chrysanthemum morifolium)

Teknik Perbanyakan Tanaman Tanaman Krisan, dapat diperbanyak dengan: Menggunakan anakan tanaman (seperti pada Krisan Kulo dan Riri. Stek Pucuk atau stek batang. Melalui Kultur Jaringan Teknik perbanyakan disesuaikan dengan kondisi dan varietas serta tujuan produksi bunga. Kebun Induk Jarak tanam yang umum untuk tanaman Induk Krisan adalah 10 x 13 cm dan 13 x 13 cm. Pemupukan dengan pupuk cair 200 ppm N dan 200 ppm K serta berikan penambahan cahaya sekuat100 lux dengan lampu pijar atau TL yang diperlukan terus menerus selama 3-5 jam di tengah malam. Setelah bibit tumbuh tegak kira-kira umur 2 Minggu, lakukan pemangkasan (Pemotesan) pucuk, guna meransang pertumbuhan tunas, calon stek tanaman baru. Stek di kebun bibit harus diambil sesering mungkin agar tanaman induk tidak akan cepat rusak. Untuk tanaman Krisan Standar yang toleran hari netral seperti Riri dan Kulo, bibit yang berasal dari anakan sangat cocok untuk usahatani skala kebutuhan harian, karena bung

"Aneka Produk Olahan dari Buah Pepaya"

Pepaya Carica papaya L. merupakan tanaman yang banyak tersebar diberbagai negara tropis termasuk Indonesia. Buah dari tanaman ini tergolong buah yang populer dan digemari oleh masyarakat Indonesia. Rasanya manis dan menyegarkan karena mengandung banyak air. Daging buah lunak dengan warna merah atau kuning.  Buah pepaya selain dapat dimakan sebagai buah segar, juga dapat diolah menjadi berbagai macam produk olahan. Buah pepaya yang matang berkhasiat sebagai pelancar sistem pencernaan.  Buah pepaya digemari selain harganya murah, kandungan gizinya tinggi setiap 100 gr buah pepaya mengandung 12,4 gr karbohidrat, 23 mg kalsium, 12 mg phosphor, 1,7 mg besi, 110 mg retinol, 0,04 mg thiamin dan 78 mg vitamin C. Buah papaya siap dipanen 163 hari setelah bunga mekar atau setelah kulit buah berwarna merah 25-30%. Daya simpan buah papaya singkat, pada tingkat ketuaan star 5 buah papaya Bangkok akan matang penuh setelah dua hari dipanen dengan daya simpan 4 hari pada penyimpanan suhu