Mendengar kata “Perintah”, banyak orang merasa alergi. Pesan
seperti itu, tentu ada sejarahnya. Mungkin di rumah, orang tuanya banyak
memberi perintah. Dan dalau tidak mau, melaksanakan akan kena hukuman.
Yang lain merasa kurang bebas bekerja di suatu perusahaan,
gara-gara perintah bosnya kasar, kata-katanya menyakitkan, tidak pernah
apresiasi, biasanya hanya mencela dan mencela. Pengalaman “luka batin” seperti
itu tentu tidak mudah hilang begitu saja.
Lain halnya bila sejak kecil anak mengalami dan merasakan
dicintai. Diperhatikan, disapa, dengan lembut. Anak seperti ini, bila nanti
dewasa akan memperlakukan orang lain seperti itu. Dia belajar dari dari apa
yang dia alami dan rasakan. Kebiasaan (habit) yang ia terima sungguh menguatkan
dirinya untuk berkembang.
Yesus hari ini memberikan hukuman yang utama, yaitu cinta
kasih. Para murit mendengar sendiri: “mengasihi Allah dengan segenap hati,
jiwa,akal budi dan dengan segenap kekuatanmu”. Wowww...lengkap: Hati, Jiwa,Akal
Bidi dan Kekuatan.
Pernahka kita menyadari kekuatan mencintai dengan empat hal
itu? Mencintai dengan hati dan jiwa, kita amali. Namun mencintai dengan akal budi,
apalagi dengan segenap kekuatan yang kita punyai, apakah juga kita
usahakan?. Ketika kita gagal, kita
merasa sulit untuk mencintai.
Ketika disakiti, kita malah membalas dengan menyakiti. Ketika
kita tidak dihargai, dilupakan, disepelekan orang, apakah dengan akal budi dan
kekuatan kita, kita tetap menyapa mereka?.
Dalam keheningan, marilah kita merenungkan sabda Yesus hari
ini: mencintai dengan segenap hati, jiwa akal budi dan segenap kekuatan. Tuhan
memberkati.“@rtur’18”
Sumber:
Warta Paroki HKY Tomohon No.44/PAR-HKY/XI/2018/Tahun-B. PUJI SYUKUR--- Pst.Piet Tinangon,Pr.
di Deras Hilirkan by Arnold C.Turang
di Deras Hilirkan by Arnold C.Turang
Komentar
Posting Komentar